Severity: 8192
Message: strpos(): Non-string needles will be interpreted as strings in the future. Use an explicit chr() call to preserve the current behavior
Filename: MX/Router.php
Line Number: 239
Backtrace:
File: /home/konaspi/htdocs/application/third_party/MX/Router.php
Line: 239
Function: strpos
File: /home/konaspi/htdocs/application/third_party/MX/Router.php
Line: 72
Function: set_class
File: /home/konaspi/htdocs/index.php
Line: 317
Function: require_once
Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia (KONASPI)
merupakan wahana akademik kaum pendidik indonesia dalam ikut memberikan sumbangan
pemikiran bagi pembangunan manusia seutuhnya melalui pendidikan. Konaspi
merupakan kegiatan rutin dari ALPTKNI
yang diadakan sekali empat tahun, dimana tahun 2019 merupakan KONASPI IX akan
adakan di Universitas Negeri Padang (UNP). Pemilihan UNP sebagai tuan rumah
Konaspi IX merupakan hasil musyawarah pimpinan ALPTKNI pada Konaspi XVIII tahun
2016 di Universitas Negeri Jakarta. Konaspi IX di UNP akan mengangkat Tema: Pendidikan pada Era Revolusi Industri 4.0.
Tema yang diangkat
seiring dengan hasil dan deklarasi pada Konaspi VIII tanggal 15 Oktober 2016 di
Jakarta dengan Universitas Negeri Jakarta sebagai tuan rumah. Revolusi
Pendidikan Indonesia perlu dilakukan terutama dalam hal standarisasi mutu
lembaga pendidikan, sistem rekrutmen mahasiswa, kurikulum dan sistem pembelajaran, sistem pengangkatan dan
pendisribusian guru serta standarisasi pendidikan PAUD dan Dikdasmen dalam
mendukung Revolusi Industri 4.0.
Revolusi pendidikan
yang dilakukan harus selaras dalam mendukung Revolusi Insdustri 4.0. Revolusi Industri 4.0 menjadi
pembahasan hangat dunia saat ini. Revolusi ini akan mempengaruhi arah dan kebijakkan pendidikan dimasa yang
akan datang. Untuk memperkuat dan membetengi lulusan LPKT, maka lulusan harus
dibekali dengan nilai nilai pancasila dan kebangsaan. Semua lini sedang melakukan persiapan, pengembangan dan
peningkatkan peran serta keterlibatan dalam era ini, termasuk dunia pendidikan.
Pendidikan harus mulai berbenah dan melakukan persiapan dan pengembangan jika
tidak ingin menjadi tamu dan bahkan tertinggal pada era ini. Berbagai terobosan
mulai dilakukan, peran dan inovasi pendidikan mulai dikembangkan, terutama Perguruan
Tinggi dan secara khusus Lembaga Pendidikan Tinggi Pendidikan (LPTK) sebagai
penghasil tenaga pendidik dan
kependidikan.
Pendidikan di LPTK kedepannya tidak hanya
menyiapkan peserta didik yang memiliki kognitif yang handal namun juga
bagaimana menjadikannya mau menjadi terampil dan mahir dalam mencipta dan
berkarya. LPTK mulai mendesain dan
mengembangkan pendidikan dengan multi pendekatan dengan harapan dapat
menghasilkan luaran yang semakin tangguh dalam berhadapan dengan tantangan yang
semakin menantang. LPTK mulai berbenah dan meluncurkan design dan kurikulum
yang sesuai dengan tuntutan stakeholders,
dan lebih luas lagi, sehingga lahirlah mata kuliah-mata kuliah penunjang
seperti kewirausahaan berbasis teknologi digital dan
lain sebagainya.
Dalam pengembangan yang lebih luas LPTK semakin berupaya untuk
mengembangkan pembelajaran yang tidak hanya tatap muka di ruang kelas namun
juga pengoptimalan pemanfaatan teknologi dan sistem informasi. Design dan
pengembangan kurikulum juga diarahkan pada aspek ini, pembelajaran daring
menjadi salah satu alternatif yang dapat dikembangkan dan dioptimalkan proses
implementasinya kedepan secara berkelanjutan dalam upaya mengoptimalkan luaran
peserta didik yang handal dan siap menjadi tenaga pendidik dan kependidikan dan/atau
mampu berkarya dibidang dan rumpun yang relevan sehingga kedepan dapat memenuhi
amanat Millennium Development Goals
(MDG’s).
Sejak MDG’s pertama kali dicetuskan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di New
York tahun 2000 pemerintah termasuk LPTK mulai mengarahkan pendidikan untuk
mendukung pencapaian amanat ini. Selain itu, sejak dicanangkan revolusi mental
oleh pemerintah Indonesia, dunia pendidikan termasuk LPTK harus menjadi yang
terdepan dalam mewujudkan amanat ini.
Ketiga hal ini mulai dari MDGs, revolusi
mental dan ditambah dengan masuknya era revolusi Industri 4.0 menjadikan LPTK
harus semakin siap, terus berinovasi dan berkontribusi untuk menjadikan
lulusannya siap untuk terjun dan berkiprah secara optimal dengan memiliki
wawasan, pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang berwawasan kebangsaan
dalam bingkai budaya yang kreatif dan inovatif.
Meskipun
capaian yang dikehendaki dan dibebankan pada LPTK begitu ideal, namun demikian
masih banyak persoalan yang memerlukan pemikiran dan perbincangan yang intensif
dan komprehensif, LPTK perlu melakukan kerjasama yang berkelanjutan, ide-ide
brilian dari dosen, peneliti, cendikiawan, profesor serta akademisi diperlukan,
sehingga kedepannya pendidikan bisa fokus pada aspek-aspek krusial yang
benar-benar menjadi prioritas pengembangan dan pelaksanaan. Untuk mendukung ketercapaian ini kemeristek
telah melaunching program Pendidikan berbasis
Riset dan Kerjasama (IdREN). Sebuah program yang dibuat untuk menyelesaikan
masalah masalah terkait pendidikan melalui kerjasama riset.
Selanjutnya
optimalisasi teori dan pelaksaan praktik harus disingkronkan sehingga lulusan
yang dihasilkan nantinya dapat menjadi penyelenggara pendidikan yang mengemban
amanat menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, sehinga kedepannya dapat
berperan nyata, bekerja dan berkarya untuk
mewujudkan mutu pendidikan, masyarakat, bangsa dan negara secara keseluruhan.